Goresan Kecil Untuk Ayah
Goresan kecil untuk Ayah
1 mei besok adalah 15 tahun pahlwan keluarga kami pergi
Fotonya semakin usang
Kayu-kayu bingkaipun ikut lapuk
Ayah telah pergi
Semakin jauh
Doa-doa pun harus di lantunkan dengan teratur agar terarah ke-nya
Tuhan belum saja menjawab pertanyaan yang ku tanyakan, saat tahun pertama ayah di bawa bersama-Nya
Waktu itu aku meraskan patah hati terbesar dan terhebat dalam sejarah hidupku
Aku yang kala itu seharusnya menikmati masa kecilku malah aku yang Tuhan suruh gantikan posisi ayah
Aku yang kala itu belum bisa bertani, berladang di tuntut semesta untuk melakukannya dan sering kali air mata selalu menjadi saksi kala yang aku kerjakan terlalu berat untuk di lakukan
Aku sering menangis di tahun-tahun pertama ayah di panggil-Nya karena aku tidak bisa melakukan apa-apa
Tapi aku selalu menyembunyikan tangis itu dalam senyuman yang manis sehingga tak membuat ibu dan sodara-sodariku tahu
Ayah, 15 tahun sudah berlalu
Aku telah tumbuh tangguh melebihimu
Aku ingin sekali duduk bersamamu,menikmati senja sambil menyeduh kopi buat ibu
Lalu kita menyambut malam dengan tertawa ria
Ayah, Aku persingkat saja goresanku ini,'
Aku rindu ayah
Catatan Jito Tilman
Post a Comment